Danau yang indah bernama Kelimutu berada di Kabupaten Ende, Pulau Flores, di Nusa Tenggara Timur. Seorang warga negara Belanda bernama Lio Van Such Telen dikatakan telah menemukan danau ini. Danau Kelimutu merupakan sebuah danau tiga warna satu-satunya di Indonesia yang ditetapkan sebagai Taman Nasional pada 10 Oktober 1997.
Taman Nasional Kelimutu terdiri dari wilayah perbukitan Gunung Kelimutu, yang memiliki tiga danau dengan warna air yang berbeda-beda. Karena aktivitas vulkanik yang terjadi jutaan tahun yang lalu, danau di wilayah Gunung Kelimutu mempunyai tiga warna yang berbeda. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Mengenal Tiga Danau Kelimutu
Sobat kami, nama “Danau Tiga Warna” pada danau Kelimutu bukan berarti ada tiga warna air berbeda di dalamnya. Perlu diketahui bahwa Gunung Kelimutu memiliki tiga danau yang memiliki warna air yang berbeda. Ketiga warna air ini dapat berubah, dan yang paling umum adalah biru, hijau, dan merah gelap. Bukankah mereka unik?
Danau Kelimutu dianggap oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur. Berminat? Lihatlah ketiga Danau Kelimutu, bersama dengan nama dan warna airnya, berikut ini!
- Danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai
Sebagian orang percaya bahwa danau ini adalah tempat para pemuda mati bersemayam. Warna air biru atau kehijauan adalah tanda dari Danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai. Posisi Danau ini berdampingan dengan Danau Tiwu Ata Polo hanya terpisah di antara tebing.
- Danau Tiwu Ata Polo
Danau Tiwu Ata Polo, Posisi danau dampingan dengan Danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai. Dianggap sebagai tempat di mana roh jahat berkumpul, tetapi airnya juga dapat berubah menjadi merah kehitaman.
- Danau Tiwu Ata Mbupu
Di belakang tugu pandang terletak Danau Tiwu Ata Mbupu, yang dipercaya menjadi tempat bersemayamnya orang tua. Airnya berwarna putih hingga hitam. Sayangnya, ketika cuaca kurang cerah atau berkabut, danau ini tidak akan terlihat.
Penyebab Warna Air di Danau Kelimutu Berbeda
Meskipun ada pendapat masyarakat tentang berbagai warna Danau Kelimutu, ada penjelasan ilmiah tentang fenomena alam ini. Warna air di ketiga danau ini berbeda-beda karena aktivitas vulkanik yang terus terjadi sejak jutaan tahun yang lalu. Perubahan warna ini disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari dan perubahan dalam kadar mineral di dalamnya.
Sebagai fenomena alam yang indah, danau ini pasti menarik banyak wisatawan untuk melihatnya sendiri. Mungkin Anda salah satunya! Ini adalah rute terbaik untuk mencapai Taman Nasional Kelimutu bagi mereka yang tertarik dan ingin mengunjungi Danau Kelimutu!
Perjalanan ke Taman Nasional Kelimutu
Untuk memulai perjalanan, Anda bisa mulai dari pusat Kota Ende. Kami Menyarankan , Anda sebaiknya menginap di Hotel atau home stay di area Moni, yang terletak di Kaki Gunung Kelimutu. Dari Desa Moni ke Gerbang Taman Nasional Kelimutu hanya berjalan kaki 30 menit. Jika anda ingin menikmati sunrise di Danau Kelimutu kami sarankan anda menginap di area Moni. Menariknya, Labuan Bajo dan Kota Enda masih merupakan 1 daratan dengan jarak tempuh kurang lebih 12 jam dengan menggunakan transportasi darat, Anda bisa mempertimbangkan setelah trip Danau Kelimutu dan explore destinasi wisata di enda di lanjutkan dengan Trip Labuan Bajo.
Danau Kelimutu adalah salah satu wisata alam yang paling terjangkau karena harga tiketnya. Anda cuma memerlukan uang tunai sebesar 5.000 rupiah saja untuk dapat masuk kedalam wisata indah tersebut. Namun, tarif untuk wisatawan asing adalah 150.000 rupiah.
Jangan khawatir tentang tempat tinggal Anda selama perjalanan! Anda dapat menginap di Desa Moni, meskipun tidak banyak penginapan di sekitar Danau Kelimutu.
Rute, harga tiket, dan penginapan di Taman Nasional Kelimutu termasuk yang mudah dijangkau, meskipun tampak sedikit menguras energi. Danau Kelimutu yang hanya ada satu di Indonesia akan membayar penat Anda. Sudah cukup? Kunjungan ke Flores, terutama Danau Kelimutu, harus segera direncanakan!
Fakta Menarik Tentang Danau Kelimutu
- Monyet penjaga dan tebing terjal
Travela akan melihat tebing batu terjal saat tiba di Danau Kelimutu. Sosok penjaga tebing akan membuat travela takjub. Dari dahan pohon di tepi tebing terdengar segerombolan monyet berambut kecoklatan yang melindungi tebing. Travela harus menghindari melihat kecuraman tebing terlalu lama karena dapat mengancam keselamatan mereka.
- Keindahan Danau “Tiwu Ata Polo” dan “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai”
Anda dapat melihat dua dari tiga danau Kelimutu setelah naik sekitar lima belas anak tangga semen. Telaga “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” dan “Tiwu Ata Polo” adalah keduanya, dan telaga Tiwu Ata Polo berada di sebelah kanan tubuh Menghadap ke sana. Danau ini penuh dengan warna hitam. Di sebelah kiri Anda ada danau hijau biru Kehijauan yang disebut Tiwu Nuwa Muri Koo Fai.
Kedua danau ini berada di dekat satu sama lain, hanya dipisahkan oleh tebing. Cekungan adalah bentuk tebing batu pemisah. Danau ini dikelilingi tebing bebatuan sejauh mata memandang. Travela harus tahu tentang fakta unik Danau Kelimutu ini.
- Tugu Penghilang Penat
Perjalanan menuju puncak Kelimutu membutuhkan banyak perjuangan. Selain jalurnya yang cukup curam, ketinggian membuat udara semakin tipis saat Anda naik ke puncak. Jika Anda melakukan perjalanan, Anda dapat bersantai sejenak di Tugu Puncak Kelimutu.
Setelah danau ketiga, monumen yang dikelilingi beberapa anak tangga adalah lokasi selanjutnya. Travela tidak hanya dapat duduk dan berbicara di tangga, tetapi mereka juga dapat berfoto dan menikmati secangkir kopi hangat, yang merupakan makanan yang dibuat oleh alam. Danau Kelimutu memiliki banyak hal yang menarik, bukan?
- Disebut Danau 3 Warna
Danau Kelimutu memiliki tiga danau: Tiwu Ata Polo, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Mbupu. Setiap danau memiliki warna unik. Danau Kelimutu juga disebut sebagai Danau Tiga Warna. Sementara itu, penduduk setempat percaya bahwa Tiwu Ata Mbupu adalah telaga putih di mana almarhum orang tua mereka berkumpul. Danau ini berukuran 4,5 hektar, dan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai adalah danau biru yang, menurut penduduk setempat, merupakan tempat peristirahatan jiwa muda yang telah meninggal.
Danau yang terbesar dari Ketiganya memiliki luas sekitar 5,5 hektar. Telaga ini memiliki warna hijau lumut yang aneh ketika dilihat dari atas.
Terakhir, telaga Tiwu Ata Polo berwarna merah. Orang-orang di daerah ini percaya bahwa danau ini adalah tempat para arwah orang-orang yang telah meninggal dunia atau yang melakukan kejahatan saat hidup.
Danau paling kecil dari ketiganya berukuran sekitar 4 hektar dan 64 meter kedalaman. Warna danau ketiga sering berubah seiring waktu. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa perubahan warna tersebut disebabkan oleh gas yang dihasilkan oleh letusan Gunung Kelimutu. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa perubahan warna tersebut disebabkan oleh pembiasan cahaya pada dinding kawah.
- Bergabungnya tradisi dan budaya Barat
Konsep ramah menggabungkan tradisi Indonesia dengan budaya dari seluruh dunia. Tarian bersama dipengaruhi oleh budaya negara lain, tetapi acara lesehan dipengaruhi oleh budaya Indonesia.
Sangat sibuk, dengan orang dari berbagai usia dan tinggi badan. Rasakan suasana yang ramah dan akrab. Saat mereka bertemu, setiap orang menyapa dan tersenyum.
Wisatawan dari berbagai negara sangat antusias untuk mengikuti festival ini. Banyak pengunjung asing mengenakan pakaian tradisional lokal, seperti sarung dan atasan “Lawo Lambu”, sesuai dengan masyarakat asli Ende Lio yang hadir dalam Perayaan.